Kamis, 23 Juni 2016

Wisata Tradisional

Dalam ujung alternatif secara kampung ini tampak seorang ibu bersama dua anaknya duduk pada berugak (balai-balai) berkutat dan sarana tenun. Gemeretak suara perangkat alat tenun yang beradu bagai musik yang memecah keheningan suasana dusun tersebut, Rabu (16/3/2016) siang.

Selang satu rumah, kami melongok satu perempuan, Linip (74), yang duduk dengan mempersiapkan bahan-bahan untuk menyirih pada seangkok (serambi) rumah. ”Silak melinggih (silakan duduk),” jawabnya di bahasa Sasak.

Salah satu warga tertua dusun itu tidak melarang kami memotret dirinya, malah mempersilakan kami masuk ke dalem bale (ruang dalam) rumahnya.

Perempuan yang menenun juga Linip yang mengunyah sirih-pinang menjadi daya tarik pengunjung untuk berkunjung ke dusun tersebut.

Sebuah tersebut diperkuat dengan rumah penduduk berarsitektur tradisional Sasak yang semacam arsitektur rumah penduduk Dusun Sade, Desa Rambitan-yang makin dulu dimengerti ialah obyek turisme-kendati 2 dusun itu berjarak 3 kilometer.

Rumah-rumah di Dusun Ende yang berdiri dalam lahan seluas 1 hektar ini berada dalam dataran tinggi. Di bertahun-tahun terakhir, kampung ini ikut meramaikan bumi kepariwisataan.

Malah, 10 Februari selanjutnya, Putri Maha Chakri Sirindhorn dari Thailand bertamu ke sana. ”Mungkin saja si putri melihat berada kemiripan pola permukiman juga arsitektur rumah penduduk di tempat asalnya juga dalam Ende,” ucap Ahmad YD, pemerhati budaya Sasak pada Mataram, menduga target kunjungan seorang putri.

Kemiripan tersebut dapat saja telah tersaji jikalau menyimak sejarah migrasi bangsa Melayu tua dengan Melayu muda. Di Ensiklopedi Suku Bangsa pada Indonesia karya M Yunus Melalatoa, 1995, diungkap, sebagian penduduk Indonesia asal dari daratan Benua Asia yang mengikuti gelombang migrasi semula season 2500 SM-1500 SM.

Sebagian dari merekapun masuk melewati Semenanjung Melayu menuju Sumatera, Kalimantan, dan Jawa. Sebagian lagi melalui Sulawesi (Melayu tua).

Migrasi gelombang kedua dari daratan sebanding telah tersaji sekitar 300 SM. Merekapun diberitahukan masuk melewati Semenanjung Melayu serta Filipina (Melayu muda).

Gugusan etnik yang tergolong dalam sini diantara lain Aceh, Melayu Deli, Melayu Riau, dengan Minangkabau, termasuk etnis Sasak. Adakah hasil karya (rumah) dalam Ende ”saudara serumpun” dan rumah-rumah dalam Thailand maupun pada negara-negara dan ras Mongolid pada ASEAN? Entahlah.

Minggu, 19 Juni 2016

Tempat Wisata Seru

Bandung menjadi salah satu kota sasaran pelancong untuk berlibur. Namun Bandung tidak cuma seputar Dago. Berikut 4 lokasi seru yang mampu dihabiskan dengan keluarga dalam kala libur.

Trans Studio Bandung


Wisata yang paling aman sepanjang musim hujan sebagai berwisata dalam ruangan alias indoor. Trans Studio sukses menjadi salah satu pilihan. Sejak tanggal 19 Desember 2015 kemarin setelah tiga Januari 2016 mendatang, Trans Studio Bandung juga mengundang tiga skuad sirkus dari Italia juga China pada konsep World Amazing Rodha Circus.

Pengunjung begitu juga bisa menikmati aneka wahana yang ditawarkan seperti roller coaster, petualangan Sang Bolang, Vertigo, setelah Ocean World Science Center. Tiket masuk per orang Rp 270.000 telah termasuk jatah tiket semua wahana.


Floating Market Lembang


Ada banyak hanya sekali aktivitas yang berhasil berhadapan pada sini, dari melihat berkebun, memberi makan kelinci, sesudah melihat miniatur kereta.

Tak lupa dengan sesuai namanya, naik perahu mengitari Situ Umar, danau yang ada dalam tengah. Sambil naik perahu pesan aneka makanan yang dijual dalam perahu dan.

Biaya jatah tiket masuk Rp 20.000 per orang, mampu ditukar dengan seorang welcome drink dan pilihan milo, nescafe latte, minuman coklat, minuman sunkist, atau lemon tea.

Setiap transaksi pada di memanfaatkan koin, jadi pastikan menukar uang juga sejumlah koin demi menggunakan wahana. Sayangnya koin yang sudah ditukar bukan bisa diuangkan kembali.


Farm House Lembang


Tersebut merupakan satu diantaranya lokasi cocok bagi pencinta foto. Nuansa Eropa klasik, penyewaan kostum, properti kuno, apa lagi yang dibutuhkan untuk sesuatu foto?

Lapar? Tinggal uji restoran yang ada. Makan di gedung bernuansa kolonial jadi seorang sensasi tersendiri.

Jatah tiket masuk Farm House Lembang, Rp 20.000 per orang. Jatah tiket dapat ditukar dan susu murni. Jatah tiket serta sudah termasuk akses ke Petting Zoo demi berfoto di rumah Hobbit dengan aneka hewan ternak.

Maribaya Natural Hot Spring Resort


Tetap pada Lembang, habis lelah beraktivitas di tempat wisata dulunya, akhiri hari juga berendam air sengit dari mata air panas Maribaya. Dari kolam rendam kaki sesudah kolam rendam tubuh dengan berada.

Berada serta pilihan dalam ruangan hingga luar ruangan. Makan malam di Twig Cafe, resto bertema ranting serta dekorasi natal.

Jatah tiket masuk per orang Rp 35.000. Demi menggunakan setiap kolam pengunjung masih wajib membayar jelas. Untuk kolam tertentu, biaya telah termasuk snack juga makan.